anak-anak kecil
bermain di jalan-jalan
kehilangan tanah lapang
pohon tumbang
tembok didirikan
kiri kanan menyempit
anak-anak terhimpit
anak-anak itu anak-anak kita
ingatlah ketika kau mendirikan rumah
ingatlah ketika kau menancapkan
pipa pabrik
anak-anak kecil berdesakan
sepak bola di jalan-jalan
bila jendela kacamu berantakan
tengoklan anak-anak itu
pandanglah pagar besimu
sungguh luas halaman rumahmu
Solo, 9 Juni '87
Jika kau baca tiap katanya mungkin kau sedang berkata benar dalam hatimu,
Bumi sudah sangat rusak,
Bagian mana lagi yang mau kau manfaatkan?
Apa yang kau cari?
Bukan kah tempat yg nyaman untuk ditinggali?
Bumi sudah sangat lelah,
Tubuhnya sebelah mana lagi yang mau kau gali?
Kau hilangkan rupanya,
Kau gantikan dengan kreativitasmu,
Tanah nya kau tumpuk dengan campuran semen,
Kau biarkan dia kehausan,
Hijau nya tak pernah kau rawat,
Kau biarkan si jago menghabisinya,
Kau tak beri dia hidup
Kau membunuhnya
Biru nya langit kau lawan dengan asap,
Bintang tak lagi dapat dilihat tanpa bantuan,
Biru nya laut kau beri tumpukan sampah,
kau cemari dengan racun,
Bagian mana lagi yang mau kau rusak?
Bumi sudah sakit,
Bisa kah kita merasa cukup?
Bisa kah kita bersama sama merawat dimana kita tinggal sekarang?
Mulailah dari hal - hal yang sederhana saja,
Karena kita mulai kehabisan waktu
Kita sudah hampir kehabisan waktu
Semarang, 2017
Catatan : Tulisan ini sudah lama sekali di draft. Akhirnya setelah dirapikan, berani juga untuk di publish. Selamat membaca.
Sumber :
Puisi : http://www.wijithukul.tk/2014/02/sajak-anak-anak.html
Gambar :www.weheartit.com
Bumi sudah sangat rusak,
Bagian mana lagi yang mau kau manfaatkan?
Apa yang kau cari?
Bukan kah tempat yg nyaman untuk ditinggali?
Bumi sudah sangat lelah,
Tubuhnya sebelah mana lagi yang mau kau gali?
Kau hilangkan rupanya,
Kau gantikan dengan kreativitasmu,
Tanah nya kau tumpuk dengan campuran semen,
Kau biarkan dia kehausan,
Hijau nya tak pernah kau rawat,
Kau biarkan si jago menghabisinya,
Kau tak beri dia hidup
Kau membunuhnya
Biru nya langit kau lawan dengan asap,
Bintang tak lagi dapat dilihat tanpa bantuan,
Biru nya laut kau beri tumpukan sampah,
kau cemari dengan racun,
Bagian mana lagi yang mau kau rusak?
Bumi sudah sakit,
Bisa kah kita merasa cukup?
Bisa kah kita bersama sama merawat dimana kita tinggal sekarang?
Mulailah dari hal - hal yang sederhana saja,
Karena kita mulai kehabisan waktu
Kita sudah hampir kehabisan waktu
Semarang, 2017
Catatan : Tulisan ini sudah lama sekali di draft. Akhirnya setelah dirapikan, berani juga untuk di publish. Selamat membaca.
Sumber :
Puisi : http://www.wijithukul.tk/2014/02/sajak-anak-anak.html
Gambar :www.weheartit.com