Terima kasih karena sudah kembali walau seperti ini jadinya. Terima kasih ini tulus dari dalam hatiku, semoga kamu bisa melihatnya :))

Jika aku ditanya

Apa yang kau minta sekarang?

Aku akan menjawab

Sekarang aku tidak akan melewatkan sehari pun dengan diam

atau yang terburuk, aku tidak ingin mati.

seperti yang kebanyakan orang minta

Karena aku tidak ngin membuatnya kecewa (lagi)

Dan aku tidak ingin menyakitinya.

Dia pernah mengatakan

Aku tidak ingin menyakitimu atau justru kamu menyakitiku.

Dan aku begitu tergelak dan langsung meminta maaf

Tak ku sangka dia memikirkanku disaat dirinya terluka

Aku terlihat seperti seorang kriminal.

Aku merasa sbuah kata maaf tak cukup baginya.

Tak cukup mewakili semua yang telah ku lakukan

Dan aku memilih keputusan yang paling tepat, menurutku.

Karena sesuatu yang berharga  hanya akan dilepas,

Jika alasan melepaskan lebih atau justru jauh lebih berharga.

Dan aku tau aku tidak punya alasan itu.

Dan yang terpenting aku tidak akan melepaskanmu

Bukan karena tak mau.

Tapi karena tak bisa.

Ingatkah kamu sendiri menanyakan kenapa kamu tak ada di tulisanku? . Kini kamu sudah ada dalam tulisanku. Lihatlah jika ada waktu dan beri tau aku pendapatmu. I miss you.

"Lelah? " tanya sang wanita sembari memamerkan senyumnya.

"Lumayan" jawab sang lelaki sembari menatap sang wanita tanpa rasa bosan.

"Apa yang kau lihat? " tanya sang wanita risih ditatap seperti itu.

"Dirimu" kata sang lelaki spontan. Sang wanita hanya tersenyum menanggapinya.


" Kita mau makan dimana? " kata sang wanita memulai berbicara ketika lagu mulai berganti.

" Kamu mau dimana? " kata sang lelaki memutar balikkan pertanyaan sang wanita.

" Kenapa berbalik tanya? " jawab sang wanita tak mau kalah sambil menahan tawanya.

" Karena aku ingin ketempat yang kamu mau " jawab sang lelaki membalas pertanyaan sang wanita tak kalah jahil.

" Haha oke aku menyerah, kita ke kampung laut aja " jawab sang wanita sambil tersenyum.

" Oke langsung meluncur" kata sang lelaki sembari mengarahkan mobilnya menuju tempat yang diminta sang wanita.


" Apa lagi? " kata sang wanita memandang sang lelaki sambil tersenyum.

" Kamu tidak berubah" kata sang lelaki menghiraukan pertanyaan sang wanita.

" Apa perubahan yang kau harapkan ? " tanya sang wanita penasaran.

" Tak ada dan jangan pernah " jawab sang lelaki mantap.

" Aku tidak punya alasan untuk berubah, selama kamu masih disini mendampingiku, disini selalu menemaniku" kata sang wanita panjang lebar.

" Baguslah dan memang kau tidak boleh berubah karena selamanya kau milikku. Seutuhnya" kata sang lelaki sembari menggengam erat tangan sang wanita.

Diam,

Perlahan tapi pasti ini menyakitiku. Sepenuhnya.

Wanita itu...

Ditemani oleh riuhnya ombak,

Duduk di tepian pantai,

ingatannya kembali ke masa itu,

dimana hanya dia yang tau

kesesakan yang didalam dadanya menyeruak kembali

air matanya menggenang di pelupuk mata

dan mulai berlomba-lomba, berdesakan ingin keluar

hitam diantara putih itu terlalu mencolok

tangis diantara tawa itu terlalu berbeda

seseorang yang ia damba,

senyumnya,

tawa,

serta percakapan yang tak ia duga sangat ia rindukan.

Tangan yang menggengam jarinya,

tangan yang membelai rambutnya,

tangan yang menghapus air matanya,

kini entah kemana

kenyataan itu membuatnya kembali tersiksa

tersiksa dalam diam.

seolah jiwanya tak bernyawa kembali.

hampa.

kosong.

dingin dan gelapnya malam kini menjadi teman setianya.

senyum dan tawa kini tak lebih dari sekadar topeng.

aku memang berharap ia kembali padaku.

Namun ketika ia kembali dan ia akan pergi lagi.

Aku berfikir,

Apakah aku harus menunggunya?